Telah diaktakan bahwa manusia bukan
tidak sekedar ingin tahu, tetapi ingin tahu kebenaran. Ia ingin memiliki
pengetahuan yang benar. Kebenaran ialah persesuaian antara pengetahuan dan
obyeknya. Pengetahuan yang benar adalah pengetahuan yang sesuai dengan obyeknya.
Inilag kebenaran obyektif, seperti dikatakan Poedjawijatna. Pengetahuan yang
benar adalah pengetahuan yang obyektif.
Contohnya, saya mengatakan bahwa di
luar sedang hujan, proposisi itu benar jika apa yang saya katakana memang
sesuai dengan fakta. Jadi, ketika saya mengucapkan kalimat itu, hujan sedang
turun. Kalau hujan tidak turun, apalagi sedang panas terik, maka proposisi itu
tidak benar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar