Ada empat catatan kritis yang bisa
diberikan untuk program filsafat untuk anak. Yang pertama adalah bahaya dari
birokratisasi filsafat. Filsafat, pada hakekatnya, adalah pemikiran bebas. Ia
mengandalkan spontanitas dan keberanian untuk mengubah pandangan-pandangan lama
yang kita pegang. Ketika filsafat dijadikan bagian dari sistem dan masuk ke
dalam birokrasi, ada bahaya, bahwa filsafat akan kehilangan ciri spontan,
kebebasan dan keberaniannya. Filsafat justru akan menjadi pelayan sistem dan
pembenaran bagi kekuasaan yang ada. Sejarah sudah membuktikan, bahwa bahaya
semacam ini amat mungkin terjadi. Ketika filsafat masuk ke dalam sistem
pendidikan, ia hanya akan berubah menjadi mata pelajaran belaka yang harus
dihafal dan diuji, serta kehilangan daya kritisnya. Sistem dan birokrasi bisa
melenyapkan roh kritis dan semangat perubahan yang sudah selalu tertanam di
dalam filsafat itu sendiri.
Yang kedua adalah pengandaian yang
terlalu tinggi tentang seorang guru dari program filsafat untuk anak. Seperti
dijelaskan sebelumnya, program ini membutuhkan pengajar yang khusus. Ia tidak
hanya memberikan pengetahuan kepada anak, tetapi juga bisa membantu anak untuk
berpikir dan menemukan jawabannya sendiri. Berapa banyak guru yang bisa melakukan
ini? Inti dari filsafat untuk anak adalah menjalankan metode Sokrates di dalam
dialog filosofis dengan anak. Adakah guru yang bisa menjalankan metode Sokrates
tersebut secara tepat? Jika program filsafat untuk anak dijalankan, namun
mentalitas gurunya masih tradisional, yakni hanya memberikan pengetahuan dan
bersikap otoriter, maka seluruh program ini akan menjadi tidak berguna. Ia
hanya akan menjadi mata pelajaran biasa yang membebani anak dengan hal-hal yang
tak berguna, namun harus dihafal, sekedar untuk lulus ujian.
Yang ketiga adalah pertimbangan
mengenai jumlah mata pelajaran yang diberikan kepada anak pada tingkat sekolah
dasar. Seperti kita semua tahu, jumlah mata pelajaran yang diberikan pada
tingkat ini sudah sangat banyak. Begitu banyak hal harus dipelajari, lalu
diuji, guna mendapatkan nilai akademik. Apakah bijaksana, jika filsafat
diberikan sebagai mata pelajaran mandiri untuk anak, terutama mengingat begitu
banyaknya hal yang sudah harus dipelajari? Bukankah ini akan membuat anak kelelahan,
dan akhirnya tidak lagi mampu untuk menikmati proses belajar? Bukankah ini akan
mempengaruhi kesehatan fisik dan mentalnya? Dan bukankah materi yang terlalu
banyak justru membuat orang tidak belajar apapun? Oleh karena itu, penerapan
program filsafat untuk anak harus memperhatikan setidaknya dua prinsip, yakni
sederhana dan menyenangkan. Jika program filsafat untuk anak ini sederhana dan
menyenangkan, maka ia akan bisa mewujudkan tujuannya menjadi kenyataan. Ia
tidak akan menjadi beban untuk anak ataupun para guru yang menjalankannya.
Yang keempat adalah persoalan kultur.
Dalam arti ini, kultur dipahami sebagai cara hidup yang bersifat unik pada satu
ruang dan waktu tertentu. Filsafat mengandaikan kebebasan, sikap kritis dan
kreativitas di dalam berpikir, mengajukan pertanyaan dan memberikan jawaban.
Dasar dari semua sikap ini adalah keberanian untuk menantang
pandangan-pandangan lama yang mungkin telah ratusan tahun mengakar di dalam
suatu masyarakat. Pertanyaannya di titik ini adalah, apakah kultur Indonesia
cocok dengan pola berpikir filsafat? Jawaban ya dan tidak dalam konteks ini
tampak menyederhanakan masalah. Di satu sisi, kultur harmoni yang kental
berkembang di Asia juga memiliki pengaruh besar di Indonesia. Kultur semacam
ini akan sulit untuk mengembangkan pemikiran-pemikiran filosofis yang kritis.
Di sisi lain, filsafat juga bukanlah barang asing bagi orang Indonesia. Kultur
berdiskusi untuk menemukan jawaban atas suatu masalah sudah selalu merupakan
bagian dari cara hidup orang Indonesia. Pola semacam ini adalah tempat yang
subur untuk pemikiran-pemikiran filosofis yang kritis. Tegangan antara kultur
setempat dengan pola berpikir filosofis yang berkembang di Eropa dan Amerika
ini perlu untuk terus ditanggapi secara kritis.
buka internet mencari aki yang bisa membantu orang akhirnya di situ lah ak bisa meliat nmor nya AKI NAWE terus aku berpikir aku harus hubungi AKI NAWE meskipun itu dilarang agama ,apa boleh buat nasip sudah jadi bubur,dan akhirnya aku menemukan seorang aki.ternyata alhamdulillah AKI NAWE bisa membantu saya juga dan aku dapat mengubah hidup yang jauh lebih baik berkat bantuan AKI NAWE dgn waktu yang singkat aku sudah membuktikan namanya keajaiban satu hari bisa merubah hidup ,kita yang penting kita tdk boleh putus hasa dan harus berusaha insya allah kita pasti meliat hasil nya sendiri. siapa tau anda berminat silakan hubungi AKI NAWE Di Nmr 085--->"218--->"379--->''259'
BalasHapus