Aliran
idealisme adalah aliran yang sangat penting dalam perkembangan sejarah
pemikiran manusia. Pada awalnya filsafat barat dalam bentuk ajaran yang murni
dari Plato. Plato menyatakan bahwa alam cita-cita itu adalah yang merupakan
kenyataan sebenarnya. Alam nyata ini berupa bayangan dari alam ide. Aristoteles
menggambarkan alam ide sebagai suatu tenaga yang berada dalam benda-benda dan
menjalankan pengaruhnya dari benda tersebut. Idealisme merupakan aliran
filsafat pada abad modern. Dimasa abad pertengahan satu-satunya pendapat yang
disepakati oleh semua ahli pikir adalah dasar idealisme, dan pucak zaman
idealisme pada masa abad ke-18 dan 19 ketika periode idealisme.
Idealisme
diambil dari kata ide yakni sesuatu yang hadir dalam jiwa dan dapat diartikan
sebagai suatu paham atau aliran yang mengajarkan bahwa hakikat dunia fisik
dapat dipahami dengan ketergantungan pada jiwa dan spirit. Idealisme adalah
cita-cita yang ingin dicapai oleh seseorang atau kelompok, yang cita-citanya
bukan sebarang cita-cita namun cita-cita yang tinggi dan luhur. Idealisme juga
suatu nilai kebenaran dan harga diri, serta hasrat untuk mencapai hasil yang
istimewa. Pada dasarnya manusia memiliki idealisme, idealisme dalam diri
manusia dapat membuat manusia melakukan hal yang luar biasa, bertahan pada
suatu prinsip. Idealisme mempunyai pendirian bahwa kenyataan itu terdiri dari
atau tersusun atas substansi sebagaimana gagasan-gagasan atau ide-ide. Inti
dari idealisme adalah suatu penekanan pada realitas ide-gagasan, pemikiran,
akal pikir atau kedirian daripada sebagai suatu penekanan pada objek-objek dan
daya material. Idealisme menekankan akal pikiran sebagai hal dasar atau lebih
dulu ada bagi materi, dan bahkan menganggap bahwa akal pikir adalah sesuatu
yang nyata, sedangkan materi adalah akibat yang ditimbulkan oleh akal-pikir
atau jiwa.
Konsep
filsafat menurut aliran idealisme adalah metafisik-idealisme (secara absolut
kenyataan yang sebenarnya adalah spiritual dan rohaniah, sedangkan secara
kritis yaitu adanya kenyataan yang bersifat fisik dan rohaniah, tetapi
kenyataan rohaniah yang lebih berperan); humanologi-idealisme (jiwa dikaruniai
kemampuan berpikir yang dapat menyebabkan adanya kemampuan memilih);
epistimologi-idealisme (pengetahuan yang benar diperoleh melalui intuisi dan
pengingatan kembali melalui berpikir); aksiologi-idealisme (kehidupan manusia
diatur oleh kewajiban-kewajiban moral yang diturunkan dari pendapat tentang
kenyataan atau metafisik).
Idealisme
merupakan salah satu aliran filsafat pendidikan yang berpaham bahwa pengetahuan
dan kebenaran adalah ide. Idealisme mengedepankan akal pikiran manusia, karena
itu kaum idealisme menganggap hal yang kongkret hanya ada dalam akal pikiran
manusia yang disebut ide atau gagasan. Pandangan ini tidak disetujui oleh kaum
realisme karena menurut kaum realisme yang ada itu adalah yang nyata, riil,
empiris, bisa dipegang, dan bisa diamati.
Dalam
pendidikan kaum idealisme mencita-citakan pemikiran atau ide tertinggi, dan
suatu aliran yang berkontribusi besar demi kemajuan pendidikan. Paham idealisme
akan menimbulkan dunia pendidikan didominasi dengan fakultas atau jurusan
filsafat dan pemikiran pendidikan, konsep-konsep dan pengertian-pengertian
secara devinitif tentang segala sesuatu. Pendidikan idealisme untuk individual
bertujuan agar anak didik bisa menjadi kaya dan memiliki kehidupan yang
bermakna, memiliki kepribadian yang harmonis, dan pada akhirnya diharapkan
mampu membantu individu lainnya untuk hidup lebih baik. Pendidikan idealisme
untuk kehidupan sosial adalah perlunya persaudaraan antar manusia, sedangkan
secara sintesis dimaksudkan sebagai gabungan antara tujuan individual dengan
sosial, yang juga terekspresikan dalam kehidupan yang berkaitan dengan Tuhan.
Menurut
aliran idealisme guru sebagai personifikasi dari kenyataan anak didik; guru
harus seorang spesialis dalam suatu ilmu pengetahuan dari siswa; guru haruslah
menguasai teknik mengajar secara baik; guru haruslah menjadi pribadi yang baik;
guru menjadi teman dari para muridnya. Implikasi aliran idealisme dalam
pendidikan yaitu: bertujuan membentuk karakter, mengembangkan bakat atau
kemampuan dasar, serta kebaikan sosial; metode yang digunakan adalah metode
dialektik (saling mengaitkan ilmu yang satu dengan yang lain), syarat dengan
pemikiran, perenungan, dan dialog. Kurikulum yang digunakan adalah pengembangan
kemapuan berpikir dan penyiapan keterampilan bekerja melalui pendidikan
praktis; peserta didik bebas untuk mengembangkan kepribadian, bakat dan
kemampuan dasarnya; pendidik bertanggungjawab dalam menciptakan lingkungan
pendidikan melalui kerja sama dengan alam. Evaluasi yang digunakan oleh kaum
idealisme adalah evaluasi esay karena dengan evaluasi esay dapat membuat proses
belajar mengajar sangat efektif dan dalam menigkatkan keterampilan peserta
didik dalam mengerjakan soal, sehingga menjadikan peserta didik mampu
menggunakan akal pikiran atau idenya dengan baik dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan.
Implementasi
Idealisme dalam pendidikan: pendidikan bukan hanya mengembangkan dan
menumbuhkan, tetapi juga harus menuju pada tujuan; pendidikan adalah proses
melatih pikiran, ingatan, perasaan; tujuan pendidikan adalah menjaga keunggulan
kultural, sosial dan spiritual; pendidikan idealisme berusaha agar seseorang
dapat mencapai nilai-nilai dan ide-ide yang diperlukan oleh semua manusia
secara bersama-sama; tujuan pendidikan idealisme adalah ketepatan mutlak;
peranan pendidik adalah memenuhi akal peserta didik dengan hakekat-hakekat dan
pengetahuan yang tepat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar