Minggu, 21 Desember 2014

Kesalahan Moral

Kesalahan Moral

Apa kesalahan moral itu? kesalahan moral terjadi jika orang mengerti dan berbuat dengan sengaja. Jadi maksudnya yaitu seperti ketika Anda mengetahui dan mengerti mencontek itu tidak boleh, namun Anda tetap melakukannya dengan sadar dan sengaja, nah itulah yang dimaksud dengan kesalahan moral. Ada pula dijelaskan oleh beberapa ahli filosof, salah satunya Frederich Nietzchen yang berpandangan bahwa rasa salah moral itu hanyalah perasaan anak kecil atau budak saja, manusia tidak perlu merasa bersalah/berdosa ketika menyakiti sesama, karena sudah merupakan fungsi atau pelaksanaan hidup manusia. Jadi baginya manusia atau bangsa yang unggul itu tidak berlaku norma apa pun. Pendapat ini tentunya sangatlah ekstrem, orang yang mempraktikkannya itu seperti Hitler, ras Aria, tindakan Israel.
Dalam Islam moralitas itu merupakan akhlak. Moralitas merupakan suatu nilai, nilai merupakan pilihan bagi manusia dalam menjalankan hidup, sehingga kita sering mendengar istilah ‘hidup itu pilihan’.. Memang benar dalam hidup ini kita sering dihadapkan berbagai pilihan dengan berbeda-beda nilai pula yang terkandung di dalamnya. Pada dasarnya, tidak ada masyarakat tanpa ‘sistem nilai’. Yang menjadi dorongan-dorongan kita dalam berperilaku itu diantaranya adalah tujuan, kesenangan, happiness, dan kegunaan. Saat ini banyak manusia yang hanya ingin menikmati hidup saja taua yang dikenal dengan istilah ‘hedonis’, tapi sebenarnya sejak zaman Yunani Kuno ajaran kenikmatan jasmaniah/hedonisme itu sudah ada dalam menjelaskan letak manusia terbaik, semboyan yang terkenal pada awal abad di zaman Yunani Romawi yaitu ‘Carpe diem’ yang artinya ‘petiklah dan gunakanlah tiap-tiap hari’. Pada hakikatnya, nilai terbaik atau tertinggi dari manusia itu terdapat dalam kepribadiannya. terdapat dua jenis nilai yaitu yang pertama nilai subjektif adalah nilai terdapat pada subjek pengamat/penilai, lalu ada nilai objektif adalah nilai berada dalam bendanya sejak awal yang terpisah dari pengamat/penilai.
Sebenarnya kita bisa memilih terhadap nilai, prinsipnya nilai instrinsiklah yang harus di dahulukan lalu kemudian nilai ekstrinsiknya. Contohnya seperti membudidayakan tanaman hias, hal tersebut akan baik bagi dirinya atau sebagai sarana untuk mencari kekayaan. Jadi, hal-hal yang instrinsik tersebut merupakan tujuan kita, dan yang diluar itu kita jadikan sebagai sarana untuk mencapai tujuan itu.
Jadi seperti kasus jubir FPI yang menyiram sosiolog dari UI dengan air itu termasuk permasalahan moral/ tidakan tidak terpuji. Semestinya jika kita disanggah oleh orang tentunya kita bisa meng-handle perilaku kita, seharusnya kita masih bisa mengkontrol diri. Topiknya yang dibahas yaitu mengenai pelarangan sweeping hiburan malam dan tentunya ini adalah hal sensitif dimana sekarang sudah hampir memasuki bulan ramadhan. Namun, setidaknya sebagai ormas yang mengaku pembela Islam itu setidaknya bisa lebih bertindak rasional, karena dengan berperila tidak terpuji seperti itu hanya akan menodai nama baik Islam.
Oleh karena itu, apa pun itu tidak ada yang value free, melainkan selalu terikat nilai. Kita boleh melakukan pembelaan terhadap apa yang kita pegang, namun jangan sampai melanggar nilai. Karena nilai itu merupakan guidance dalam berperilaku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar