Kesalahan Moral
Apa kesalahan moral
itu? kesalahan moral terjadi jika orang mengerti dan berbuat dengan sengaja.
Jadi maksudnya yaitu seperti ketika Anda mengetahui dan mengerti mencontek itu
tidak boleh, namun Anda tetap melakukannya dengan sadar dan sengaja, nah itulah
yang dimaksud dengan kesalahan moral. Ada pula dijelaskan oleh beberapa ahli
filosof, salah satunya Frederich Nietzchen yang berpandangan bahwa rasa salah
moral itu hanyalah perasaan anak kecil atau budak saja, manusia tidak perlu
merasa bersalah/berdosa ketika menyakiti sesama, karena sudah merupakan fungsi
atau pelaksanaan hidup manusia. Jadi baginya manusia atau bangsa yang unggul
itu tidak berlaku norma apa pun. Pendapat ini tentunya sangatlah ekstrem, orang
yang mempraktikkannya itu seperti Hitler, ras Aria, tindakan Israel.
Dalam Islam moralitas itu merupakan akhlak. Moralitas
merupakan suatu nilai, nilai merupakan pilihan bagi manusia dalam menjalankan
hidup, sehingga kita sering mendengar istilah ‘hidup itu pilihan’.. Memang
benar dalam hidup ini kita sering dihadapkan berbagai pilihan dengan
berbeda-beda nilai pula yang terkandung di dalamnya. Pada dasarnya, tidak ada
masyarakat tanpa ‘sistem nilai’. Yang menjadi dorongan-dorongan kita dalam
berperilaku itu diantaranya adalah tujuan, kesenangan, happiness, dan
kegunaan. Saat ini banyak manusia yang hanya ingin menikmati hidup saja taua
yang dikenal dengan istilah ‘hedonis’, tapi sebenarnya sejak zaman Yunani Kuno
ajaran kenikmatan jasmaniah/hedonisme itu sudah ada dalam menjelaskan letak
manusia terbaik, semboyan yang terkenal pada awal abad di zaman Yunani Romawi
yaitu ‘Carpe diem’ yang artinya ‘petiklah dan gunakanlah
tiap-tiap hari’. Pada hakikatnya, nilai terbaik atau tertinggi dari manusia itu
terdapat dalam kepribadiannya. terdapat dua jenis nilai yaitu yang pertama
nilai subjektif adalah nilai terdapat pada subjek pengamat/penilai, lalu ada
nilai objektif adalah nilai berada dalam bendanya sejak awal yang terpisah dari
pengamat/penilai.
Sebenarnya kita bisa memilih terhadap nilai, prinsipnya nilai
instrinsiklah yang harus di dahulukan lalu kemudian nilai ekstrinsiknya.
Contohnya seperti membudidayakan tanaman hias, hal tersebut akan baik bagi
dirinya atau sebagai sarana untuk mencari kekayaan. Jadi, hal-hal yang
instrinsik tersebut merupakan tujuan kita, dan yang diluar itu kita jadikan
sebagai sarana untuk mencapai tujuan itu.
Jadi seperti kasus jubir FPI yang menyiram sosiolog dari UI
dengan air itu termasuk permasalahan moral/ tidakan tidak terpuji. Semestinya
jika kita disanggah oleh orang tentunya kita bisa meng-handle perilaku
kita, seharusnya kita masih bisa mengkontrol diri. Topiknya yang dibahas yaitu
mengenai pelarangan sweeping hiburan malam dan tentunya ini adalah hal sensitif
dimana sekarang sudah hampir memasuki bulan ramadhan. Namun, setidaknya sebagai
ormas yang mengaku pembela Islam itu setidaknya bisa lebih bertindak rasional,
karena dengan berperila tidak terpuji seperti itu hanya akan menodai nama baik
Islam.
Oleh karena itu, apa pun itu tidak ada yang value free,
melainkan selalu terikat nilai. Kita boleh melakukan pembelaan terhadap apa
yang kita pegang, namun jangan sampai melanggar nilai. Karena nilai itu
merupakan guidance dalam
berperilaku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar