Pernahkan
anda memotong pohon pisang yang sedang tumbuh? Lihatlah beberapa hari kemudian,
dari sisa batang yang tidak terpotong akan tumbuh batang baru. Kalau batang
baru ini dipotong lagi, akan tumbuh batang baru lagi. Dengan gigih ia akan
berusaha terus untuk tumbuh, sampai akhirnya menghasilkan buah. Setelah buah
berhasil dia persembahkan, dengan ikhlas dia akan mati, baik ditebang maupun
tidak.
Itulah
karakter pohon pisang. Ia hanya punya satu cita-cita, yaitu menghasilkan buah
yang dia dipersembahkan untuk siapapun yang ingin memanfaatkannya, mulai dari
burung, tupai, monyet, bahkan juga manusia. Ia dikenal sangat gigih dalam
mengejar cita-citanya, dan dengan ikhlas ia rela untuk mati setelah
cita-citanya tercapai.
Selain
gigih untuk tumbuh, pohon pisang juga banyak akan manfaat. Coba kita amati
perjalanan hidup pohon pisang. Ketika pohon pisang baru lahir dari dalam tanah,
daun kecilnya sangat disukai ayam, bebek, angsa dan sejenisnya. Daun-daun
segarnya sering dipatok habis oleh mereka. Walaupun daun kecilnya habis, pohon
pisang kecil tetap berusaha tumbuh menjadi besar. Setelah agak besar sedikit,
pohon pisang terbebas dari jangkauan ayam, namun kini giliran kambing yang
mengganggunya. Ketika beranjak remaja dan berbebas dari gangguan kambing, sapi
dan kerbau pun tak mau ketinggalan mengganggunya. Ketika tumbuh terus dan
terbebas dari gangguan sapi dan kerbau, giliran manusia memanfaatkannya. Daun
pisang terkenal multi guna, terutama untuk bungkus berbagai makanan. Anda kenal
lemper, nagasari, pepes atau tempe? Makanan ini akan menjadi pilihan konsumen
bila dibungkus dengan daun pisang. Ternyata, pelepah daun pisang pun
sangat disukai anak-anak, untuk berbagai bentuk mainan, seperti kapal-kapalan,
mobil-mobilan, dan mainan tembakan. Mainan yang mengundang kreativitas, gratis
lagi.
Ketika
pohon pisang mulai berbuah, sisa bunganya, yang dikenal dengan jantung pisang,
banyak diminati ibu-ibu untuk disayur. Sementara itu, buahnya menjadi pilihan
favorit keluarga, baik untuk buah segar maupun diolah lebih lanjut menjadi
beraneka ragam panganan. Berbagai jenis makanan berbasis pisang sangat populer
di masyarakat, mulai dari pisang goreng, kolak pisang, nagasari, keripik
pisang, hingga es pisang hijau. Selain itu, pisang juga bisa dibuat tepung,
yang dapat digunakan sebagai bahan baku berbagai makanan maupun bahan baku
industri.
Ternyata,
kulit pisang mengandung protein yang cukup tinggi. Sekarang, kulit
pisang banyak dimanfaatkan sebagai pakan ternak, baik diberikan secara
langsung, maupun diolah dulu menjadi tepung kulit pisang. Bagi peternak kambing
yang tinggal di perkotaan, limbah kulit pisang ini termasuk pakan alternatif
yang banyak dicari. Tepung kulit pisang bisa digunakan sebagai bahan baku pada
pembuatan pakan ikan, unggas, maupun ternak ruminansia. Bahkan, kulit pisang
yang sudah membusuk pun masih bisa dimanfaatkan untuk membuat pupuk organik,
baik dalam bentuk padat maupun cair.
Ketika
tugas pohon pisang untuk menghasilkan buah sudah usai, manusia masih
memanfaatkan batangnya untuk berbagai produk, mulai dari tali, tas, sepatu,
serta berbagai barang kerajinan lainnya. Bonggolnya masih dapat dimanfaatkan
untuk kerupuk, bahan sayuran, atau makanan kecil lainnya. Bahkan ketika sudah
membusuk sekalipun, batang pisang masih memberi tempat bagi nyaman berbagai
bakteri pengurai untuk beranak pinak. Bakteri ini sangat bermanfaat untuk
pembuatan probiotik, yang saat ini banyak dimanfaatkan di dunia pertanian,
peternakan, maupun perikanan.
Begitulah
pohon pisang, sepanjang hidupnya, bahkan hingga mati pun, selalu memberi
manfaat bagi yang membutuhkannya. Ia fokus dalam mengejar cita-cita, ia pantang
dalam menghadapi berbagai rintangan. Setelah tujuan tercapai, barulah ia rela
untuk mati, tanpa mengharapkan balasan apapun dari pihak-pihak yang memperoleh
manfaat.
Sebagai
makhluk yang diciptakan sebagai khalifah di muka bumi ini, selayaknya kita
berkaca pada pohon pisang. Seberapa fokus kita dalam mengejar cita-cita?
Seberapa gigihkah kita menghadapi rintangan dan godaan? Seberapa ikhlas kita
dalam berbagi dengan sesama? Sudahkah kita bisa memberi manfaat bagi yang
memerlukan tanpa mengharapkan suatu imbalan? Akankah manfaat itu terus
berlanjut setelah kematian kita? Jangan-jangan, kita belum sempat berfikir,
seperti apa yang diajarkan oleh pohon pisang ini… J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar